Kamis, 21 Maret 2013

Bertemu Martha Sunngueret



Datang ke planet cahaya…
                Melewati perjalanan yang panjang antar galaksi, dan melewati perjalanan yang lama untuk menuju planet tempat tinggalnya cynwa. Sudah banyak yang aku pelajari tentang Cynwa dan Martha, semua bukan salah mereka berdua. Aku juga sudah cukup mengerti kharakter mereka, dan keluarga keduanya. Sangat lama teras perjalanan ini dan aku hanya sendiri di dalam pesawat ini, memandang ke luar sana tampak gelap gulita, hanya ada bintang-bintang berkelipan, yang dulu hanya dapat aku nikmati dari bumi saja, di Negara kelahiranku Hindustan, india. Ternyata itu seperti matahari yang dikelilingi planet-planet di sekitarnya, banyak sekali benda-benda luar angkasa disini, tetapi, seperti ada pesawat luar angkasa lainnya, sepertinya aku tidak sendiri, apakah dia punya tujuan yang sama denganku?. Ini sudah mendekati galaksi dimana planet cynwa berada, dari bumi pesawat itu seperti mengikutiku terus, siapakah dia? Apakah dia salah satu dari keluarga cynwa? Atau dia orang planet lain?. Bisa saja aku datang ke planet cynwa tanpa pesawat ini, dengan sekejap sudah tiba di planet cynwa, tapi aku sengaja datang dengan pesawat ini, karena aku butuh waktu untuk berfikir dan juga ingin menikmati suasana luar angkasa, dan 48 jam lagi aku tiba, aku mau istirahat dulu.
                Inikah planet cynwa? Sangat berbeda dengan bumi, seluruh daratannya menyatu dan yang lainnya adalah lautan. Pertama kali datang, aku sudah disambut dengan petunjuk-petunjuk arah, sejak dari luar atmosfir tadi. Ada hologramnya, keren juga, semuanya bersinar, namanya juga planet cahaya. Ada tempat parkir khusus pesawat antariksa juga, pemeriksaan juga tidak terlalu ketat dan semua serba otomatis, wah keren yah. Konon penduduk cahaya sangat kuat di jagad raya ini, tetapi kecerdasan tetap dimenangkan makhluk api, yah itu kan hanya legenda, nyatanya banyak juga kok makhluk cahaya yang kecerdasannya tidak kalah dengan orang-orang api itu, kembali lagi bagaimana kita mau belajar atau tidak? Hehehe. Ada guidenya loh, aku tinggal bilang, “tujuan keluarga siapa? “,“Keluarga cynwa!” Langsung deh diantar, disini jalan semuanya kotak-kotak, teratur banget yah, pemisahan ini terlihat jelas garis-garisnya ketika aku masih dipesawat tadi, rapih, semua distrik-distrik, tiba-tiba sudah sampai di depan rumah cynwa, ah senangnya…
                Ada laki-laki tua yang keluar dari rumah, ah ternyata kakek Saman, dan itu yang dibelakang Roron, dan itu anak perempuannya, ih lucu yah, sudah berapa lama yah aku tidak bertemu mereka?, “shinta run katrinaray?” kata kakek Saman (lengkap banget sih nyebutin nama gue?! Hehehe), “akhirnya, kamu datang juga ketempat kami!!, aku fikir kamu tidak mau datang!” katanya, “jangan begitu, kemarin-kemarin saya tidak sempat saja datang kesini” kataku, “hai, Katrina!” sapa Roron, “hai apa kabar?”, “baik” kataku, salam juga pada marlon anaknya Roron, hehehe. “ayo, masuk nak, ayo!” kata kakek, dan aku baru menyadari si guide tadi sudah tidak ada, entahlah. “ada tamu siapa kek?” ah ternyata maychan!!, “hai, maychan!!”, “Run?!!” kamipun berpelukan. Ada stenly, ah.. ada Bura juga, bethran, bagas, ah.. ada hamann!!, yamura, sensiro, tapi dimana cynwa?.
                “ayo, silahkan duduk, mau minum apa?” kata maychan, “apa saja” kataku, “hai, ada tamu ya.., eh, Run ya..? mau minum apa? Sebentar ya..!!” kata ibunya cynwa, “hai.., apa kabar??”, ”Hamann.. yah baik” , kataku, “aku senang bertemu kau lagi” kata hamann, “aku juga” kataku, semua nanyain kabarnya aku, duhhh kaya selebritis ajah!!, hehehe.. (nanyain kesini pakai apa?, pesawat ya?, loh gak langsung ajah?, kenapa pakai pesawat? Ko mereka bisa tahu ya?!!), “ayo, silahkan run” kata maychan, “disini kita keluarga besar, banyak anak kecil juga, jadi setiap hari ramai terus!!” kata maychan, “oh, biasa itu, lagian rumah ini juga luas, jadi seimbang ya..” kataku tersenyum diikuti beberapa keluarga langsung tertawa,. “oh iya, kau kesini kan mau bertemu cynwa, ayo ikut aku, akan aku antar kau bertemu cynwa, atau mau aku panggilkan saja? Tadi dia sedang melatih Susana..” kata hamann sambil tersenyum padaku, “eh jangan, tak usah, nanti bisa mengganggu cynwa dan Susana latihan” kataku, “biar aku tunggu saja sampai mereka selesai latihan, atau nanti kan bisa minta bantuanmu lagi, kau ini orang sangat baik,” kataku, hamann pun tersenyum, “lagi pula, ada yang ingin aku sampaikan padamu,” kataku, “oh, ya, tentang apa?” Tanya hamann, “aku sudah mempelajari tentangmu, Aku sebagai penjaga, mempelajari sesama penjaga juga, teman-temanku, cynwa, martha, faintang, maupun sesama penjaga sesudahku, beserta keluarga para penjaga itu masing-masing,” kataku, “lalu apa hubungannya denganku?” Tanya hamann, “kau, kan, keluarga cynwa”, “…”hamann diam, “aku mempelajari cynwa dan keluarganya, aku menemukan satu anggota keluarga cynwa, yang berbeda sifat, kharakter, dan cara berfikirnya, dia dapat diandalkan, yaitu kau hamann!!” kataku, “berbeda, apa maksudnya??” Tanyanya, akupun beranjak dan berdiri menghadapi halaman yang sangat luaaaaasssss!!!, ruang tamu ini cocok untuk keluarga besar cynwa, rumahnya juga luas, kataku dalam hati, “kau diam seperti itu, membuat kami cemas saja!” kata piero menyadarkan lamunanku, “kau tahu hamn?, dan kalian tahu?, selain menjalankan tugas sebagai penjaga, akupun punya tugas sendiri, yang terangkum dalam sub tugas penjaga juga, dan itu dinamakan point-point tugas selain tugas utama” kataku dan mereka diam mendengarkan, “untuk lebih baik lagi seorang penjaga menjalani tugasnya, sekarang ada peraturan baru, yaitu penjaga memiliki seseorang yang mengawasinya, tugas dia adalah mencatat hasil kerjaan penjaga, baik buruknya semua dicatat dan di laporkan,” kataku, “seperti malaikat??” Tanya hamann, “tugas dia yang lainnya, menyampaikan perintah, atau sekedar mengingatkan, dia dinamakan bayangan penjaga..”, “bayangan penjaga?!?!” kata keluarga itu ramai.., “aku baru dengar yang seperti itu..,apakah cynwa sudah tahu??” Tanya hamann, “mungkin, dia sudah tahu..” kataku, “mungkin??, apakah tidak semua penjaga tahu??” Tanya hamann lagi, “tidak, karena peraturan ini hanya diberikan kepada penjaga yang sedang bertugas, setelah aku pelajari tentang dirimu, ternyata kaulah yang dapat masuk kriteria ini” kataku, “awalnya aku fikir adalah bethrand..” kataku melihat bethrand yang tajam menatapku, “jangan pernah berubah ya hamann, karena ini yang alam butuhkan, memang, niat baik tidak selalu berbuah manis, kita menolong orangpun bisa jadi dia semakin memusuhi kita..” kataku dan semuanya terdiam, hamannpun beranjak dan mendekatiku, “tapi, apakah aku mampu melakukan ini?” dia tampak berfikir, “bagaimana, aku hanya makhluk biasa?”, “pertanyaan itu sudah kau jawab sendiri, aku percaya kau pasti bisa..” aku tepuk pundaknya memberikan semangat, “kau tidak keberatan kan, menerima tugas ini?” tanyaku, “ini, kenalkan, dia bayanganku” kataku, “dia wanita ya?” kata maychan, “cantik juga” kata kakek saman dan roron, “aku tidak tahu, tadi dia tidak ada” kata arumi, “bukan, tadi dia tidak terlihat” kata piero, “pantas tadi aku merasakan ada yang aneh disini” kata hamann, “kenapa piero bisa tahu?”Tanya arumi, “iya, dia kan dewa!” kata roron, aduh orang-orang disini ternyata juga rempong-rempong juga yah ternyata!!, kataku dalam hati. Setelah menampakkan dirinya dan hanya tersenyum, bayanganku itu langsung menghilang tanpa salam, “wah, hebat juga yah? Tapi aku tidak memiliki kekuatan seperti itu..” kata hamann, “tenang saja, nanti kau ada yang ajarkan..”kataku, “aku memilihmu karena alasan tadi, dan ada beberapa lainnya dari keluarga penjaga, mungkin nanti ada dari keluarga temanku yang lain sesama penjaga” kataku, “nanti aku juga…”.
                “Kat…Rina…Ray!!!”. Mengejutkan aku dan keluarga ini, ternyata, Martha!!, datang tanpa salam, mendarat di tengah halaman!, “kau terkejut ya?, aku sudah mendengar percakapanmu dengan keluarga ini” kata martha, “tidak juga, aku sudah tahu kedatanganmu dari tadi” kataku, “bagus” kata martha, “kau fikir, kau akan mendatangi keluargaku? Setelah kau mendatangi…” lanjutnya, “DAN, BERSAHABAT DENGAN KELUARGA INI?!!!, KAU… BERSAHABAT DENGAN CYNWA YA!!!” teriak martha, “aku sangat berharap kau berpihak padaku, ternyata…!!!” katanya sedikit merendahkan suara, “ayolah martha, kau tidak bisa bermusuhan terus begini…, …, kenapa kita semua tidak bersahabat saja?!!” kataku, “kau…, ke galaksi ini…, ke planet cahaya…, ternyata benar dugaanku, kau ingin menemui cynwa, kau tidak tahu yah? Aku mengikutimu dari bumi tadi…” kata martha, “oh, itu kau yah?!!” kataku tersenyum, “CEPAT KELUARKAN!!!” teriaknya lagi, (Dalam hatiku berkata, bisa gak sih, si martha gak teriak-teriakan gitu???), “dimana kalian sembunyikan Susana?!!” katanya lagi, “ada apa ini? Seperti ada yang memanggil namaku…” kata Suzana, mungkin sudah selesai latihan, tiba-tiba muncul dan diikuti dengan cynwa di belakangnya, “susana!”kataku, “run!” katanya, akupun memeluk Suzana dan aku juga memeluk cynwa, “run, akhirnya kau datang juga!” kata cynwa, “iya” jawabku singkat.
                “Ah…, Martha!!” kata suzana, “kau datang juga?” katanya lagi, “aku datang, untuk membawamu…” kata martha, dan cynwa pun maju mau menghajar martha, secepatnya aku cegah cynwa, “jangan cynwa, dia teman kita juga..!, dia hanya belum sadar..!!” kataku, “AKU TIDAK SUKA, KEHORMATAN KELUARGAKU DIRUSAK DIA !!!” teriak cynwa seraya menunjuk martha, “dulu aku banyak mengalah padanya, diam dengan kebenciannya, tapi sekarang keadaan telah berubah, dia tidak bisa seperti itu terus” kata cynwa, “jika kau satria, hadapi aku satu lawan satu!!” kata cynwa, “cynwa!!” bentakku, “aku tidak ada urusan dengan kalian, ataupun kehormatan kalian, aku hanya ingin membawa suzana…!” kata martha, “aku tidak mau!!” kata suzana tegas, “kau makhluk api, sedangkan aku dan cynwa adalah cahaya..” katanya, “dari dulu, kita tidak pernah bisa menyatu, aku sadar itu, kau hanya dekat dengan mereka, makhluk api, aku tidak berharap lebih, sungguh aku tidak berharap lebih sekarang…, dan dugaanmu itu salah, aku lebih tenang di sini, aku menemukan keluargaku disini, bersama orang-orang yang menyayangiku, dan aku sayangi…, maaf martha…” suzana pun terdiam dan semua terdiam, “Suzana…,” lirih martha dan aku melihat matanya mulai berkaca-kaca.., martha pun tidak bergeming seraya meninggalkan kami begitu saja, tanpa salam juga…!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar